أهلا و سهلا

Selamat Datang | Dua puluh tahun aku menyelami dunia, itu sangat membantuku dalam memahami apa yang Tuhanku inginkan dariku untuk kukerjakan (al-Syafi`i) | Sama-sama berbuat, hanya yang tanpa ilmu lebih banyak MERUSAK-nya daripada membangun-nya (Hasan Bashri)| Mohon masukan...

Thursday, October 16, 2014

Tips Membaca Buku Efisien untuk Pemula dari Syekh Saed Fodeh

Buat (adek-adek-pen) yang masih pemula (tahap belajar matan ilmu syar`i) memang sebaiknya fokus saja di matan, bahkan tidak usah melirik ke hasyiyah kecuali kalau memang butuh. Terutama ketika membaca sebuah buku untuk kali pertama. Lirak-lirik matan-hasyiyah ini malah menjadikan yang bingung tambah bingung, maunya nyambung antara matan-hasyiyah malah jadi tidak nyambung. Nanti saja ketika memang benar-benar butuh penjelasan dari hasyiyah atau setelah mengkhatamkan dan paham buku yang dibaca.

Membaca buku untuk kedua bahkan ketiga kalinya itu sangat bermanfaat sebagaimana nasehat para ulama. Mereka mengulang-ulang khatam baca buku sebelum pindah ke buku lain. Al-Sayyid al-Syarif al-Jurjani misalnya, beliau membaca Syarhu’l Mathâli` fiî `Ilmi’l Mantiq lebih dari 14 kali sebelum ngaji dengan penulisnya langsung al-`Allamah al-Quthb al-Razi. Cerita-cerita lain tentang baca bukunya para fuqaha lebih banyak dan lebih heboh lagi. Sebagian fuqaha malah sampai mendapat gelar al-Minhaji karena sedemikian fokus dan intesnya dengan al-Minhaj (Minhâh al-Thâlibîn-pen), kitab fikih mazhab al-Syafi`i karya al-Imam al-Nawawi. Ada juga yang membaca al-Risâlah-nya al-Imam al-Syafi`il lebih dari 30 kali, hebatnya setiap bacaan selalu memunculkan inspirasi yang belum muncul pada bacaan sebelumnya.

So, mengulang-ulang bacaan itu sangat dibutuhkan mereka yang masih berada di tahap ini. Banyak orang yang diparingi taufiq oleh Allah Swt. kemudian jadi punya gairah untuk belajar tapi belum tahu metode belajar. Sehingga sekedar pindah-pindah buku padahal belum benar-benar mencapai target pemahaman buku itu dan belum juga paham persoalan-persoalannya. Hasilnya adalah pemahaman buku yang tidak komplit dan tidak mantap. Belum lagi bicara soal efektifitas waktu dan usaha, konsentrasi malah buyar kemana-mana.
al-Mutakallim Saed Fodeh
Makanya para ulama selalu menganjurkan untuk fokus dan intens dengan satu kitab terlebih dahulu ketika masih tahap pemula. Kemudian setelah mantap baru pindah ke kitab lainnya. Pindah ke kitab lain (sekali lagi setelah mantap-pen) dalam sebuah disiplin ilmu bahkan menjadi tuntutan kalau ingin benar-benar mantap keilmuannya.

Akhir kalam, taufiq hanya datang dari Allah Ta`ala...

-----------------------------------------------------

Said Abdul Lathif Faudah, kelahirn Yordania 1967 M, adalah seorang pakar ilmu tauhid. Keluarganya meninggalkan tanah leluhurnya, Palestina, karena penjajahan Israel. Sejak kecil sudah dididik untuk fokus belajar ilmu-ilmu agama dengan ngaji langsung kepada para ulama. Beliau yang bergelar doktor ilmu aqidah ini juga seorang sarjana teknik elektero, bahkan pernah bekerja di sebuah perusaan di Amman, Yordania. Beliau juga seorang ulama produktif menulis buku tentang aqidah yang dengannya ikut berkontribusi mengokohkan aqidah umat dan membentenginya dari berbagai aliran kepercayaan dan pemikiran yang lalu lalang di dunia, dari peradaban timur maupun barat.
Mengunjungi kami di Madhyafah Syekh Ali Jum`ah, 22 September 2014

“Mari kita evaluasi bangunan keilmuan aqidah dalam diri kita. Seorang muslim WAJIB mempelajari ilmu aqidah, tidak boleh mencukupkan, “Kata ustadz saya begini”) Bahkan ketika ada orang umum yang menjumpai persoalan dalam masalah keyakinan, ia wajib untuk membereskannya dengan cara BELAJAR sampai keyakinannya benar-benar terbangun atas dasar ilmu. Kata Ibnu Asyur, “Sekarang sudah bukan zamannya berilmu yang global-global saja, sekarang berilmu harus rinci”. Itu di zaman beliau, apalagi zaman sekarang”.

No comments:

Post a Comment