Tepatnya kemarin, Mesir dan
dunia Islam berduka karena kehilangan salah satu ulamanya, Prof. Dr. Muhammad
Mukhtar al-Mahdi (1939-2016), profesor bahasa Arab, anggota Badan Ulama Senior
al-Azhar dan Ketua al-Jam`iyyah al-Syar`iyyah (JS). Mulai dari
teman-teman sesama mahasiswa sampai Institusi al-Azhar menyatakan berduka dan
mendoakan semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya dan menempatkan beliau bersama
para Nabi, syuhada, ulama dan orang-orang soleh di surga.
Syekh Muhammad Mukhtar al-Mahdi
kaya pengalaman dalam dunia keilmuan. Selain menjadi dosen di al-Azhar, beliau
juga pernah mengajar di Universitas Islam Libiya, Universitas Ummu’l Quraa
Mekah dan Universitas Islam Madinah. Karya tulis beliau dalam bidang keilmuan
dan dakwah Islam belasan. Beberapa amanah yang pernah beliau emban:
1.
Anggota Dewan
Pers Mesir
2.
Pimpinan
Redaksi Majalah al-Huda al-Islami di Libiya
3.
Pimpinan
Redaksi Majalah al-Tibyan terbitan JS Mesir
4.
Editor Harian
al-Ahram Mesir
5.
Anggota tim
penyeleksi pembaca al-Quran di televisi Mesir
6.
Dekan
Fakultas Bahasa Arab Universitas al-Azhar
7.
Ketua al-Jam`iyyah
al-Syar`iyyah (JS) sejak 2002
Amanah yang disebut terakhir ini
akan saya perkenalkan secara singkat. al-Jam`iyyah al-Syar`iyyah li Ta`awun
al-`Amilin bi’l Kitab wa al-Sunnah al-Muhammadiyah (Organiasi Syariah Gotong
Royong Para Pengamal al-Quran dan al-Sunnah->Terjemahanku kok aneh ya?) bisa
dibilang organisasi tertua di Mesir (berdiri pada bulan Muharram 1331 H yang
bertepatan dengan 1912 M), bahkan lebih tua dari al-Ikhwan al-Muslimun yang
didirikan tahun 1928 M. Pendirinya adalah Syekh Mahmud Khathab al-Subki,
(1858-1933 M) seorang ulama besar al-Azhar, sekaligus menjabat sebagai ketua
pertama. Syekh Muhammad Mukhtar al-Mahdi sendiri adalah ketua yang ketujuh.
JS bergerak di bidang dakwah dan
sosial. Ada beberapa poin menarik dari JS:
1.
Ikut
menghimpun para dai dan khotib lulusan al-Azhar dan menyalurkannya ke lapangan
dakwah. Lebih dari 2000 da`i pria dan 200 da`i wanita.
2.
Membangun
masjid-masjid yang diaktifkan sebagai pusat dakwah Islam.
3.
Ikut
menyelenggarakan program hafal al-Quran.
4.
Membangun
banyak panti asuhan.
5.
Mendirikan
puskesmas di berbagai wilayah di Mesir.
6.
Memberikan
santunan terhadap jutaan fakir miskin di Mesir.
7.
Membangun
asrama mahasiswa, memberikan beasiswa bahkan membayarkan uang registrasi tahun
ajaran baru bagi mahasiswa asing.
8.
Ketika
Indonesia dilanda krisis moneter tahun 90-an, banyak yang kirimannya macet
karena harga dolar yang melonjak. JS kemudian turun tangan sampai dalam hal
menyediakan sembako dan membayarkan uang sewa rumah!
9.
JS adalah
satu-satunya yayasan sosial yang boleh mengibarkan bendera organisasi di Gaza
ketika menyalurkan bantuan!
Rumah Sakit JS Gratis |
Mesir memang menakjubkan.
Alamnya tidak sesubur Indonesia pun bukan negara kaya. Tapi banyak pengusaha
Muslim yang dermawan! Melalui mereka-mereka inilah rezeki Allah bagi para fakir
miskin disalurkan.
Menggambarkan kondisi sosial Mesir saya meminjam perkataan seorang
senior yang sudah belasan tahun di Mesir, “Mesir bukan negara kaya tapi
rakyatnya tidak ada yang kena busung lapar....”