أهلا و سهلا

Selamat Datang | Dua puluh tahun aku menyelami dunia, itu sangat membantuku dalam memahami apa yang Tuhanku inginkan dariku untuk kukerjakan (al-Syafi`i) | Sama-sama berbuat, hanya yang tanpa ilmu lebih banyak MERUSAK-nya daripada membangun-nya (Hasan Bashri)| Mohon masukan...

Tuesday, August 6, 2013

Tarawih di Mesir (Kairo aja kali ya...) Part I

Ramadhan kareem, Kullu sanah wa anta bi khair...
Tidak ada di kolong langit ini, seorang muslim pun yang bersedih dengan datangnya Ramadhan. Bulan di mana Allah Swt. mengobral pahala dan ampunan. Membuka selebar-lebarnya ar-Royyan. Menurunkan hidangan dari surga. Siapa yang tidak senang? Mesir, negeri para Nabi, negeri seribu menara (seribu masjid), juga berpartisipasi menyambut datangnya Ramadhan. Ramadhan di Mesir selalu indah dan semarak, meninggalkan kesan tersendiri bagi siapa yang pernah melalui Ramadhan di bumi Musa ini.

Salah satu sunah Rasulullah Saw. di bulan Ramadhan adalah salat tarawih. Ya, dari Maroko sampai Merauke, jama'ah tarawih selalu diselenggarakan oleh manusia-manusia muslim di bumi ini. Memang hukumnya sunah, tidak sampai berdosa apabila tidak dikerjakan, tapi itulah. Terlalu besar pahalanya untuk ditinggalkan. Kaum muslimin di Mesir tidak ketinggalan dalam hal ini. Setelah berbuka bersama di "maidat al-Rahman" yang diadakan di berbagai tempat oleh para saudagar Mesir, kaum muslimin bersiap menjalankan salat tarawih di masjid-masjid yang tiap beberapa langkah dapat dijumpai di kota megapolitan Afrika (kata Anwar Sadat) ini.

Sebenarnya menurut kebanyakan ulama, salat tarawih di masjid itu lebih utama daripada salat di rumah, jadi lebih asyik rame-rame pergi ke masjid salat mengikuti imam sampai selesai witir sekalian. Rame-rame shalatnya, "rame" juga pahalanya karena mengikuti sunah Rasulullah Saw., kita pun bisa menambah variasi amalan setelah salat berjamaah ini. Bisa belajar, tadarus al-Quran, atau bisa juga langsung tidur bagi yang khawatir telat bangun sahur (sahur juga sunah Nabi Saw.).

Salat tarawih di Mesir hampir semua dikerjakan dengan dua rakaat salam. Memang Nabi Saw. lebih sering menjalankannya demikian. Rakaatnya pun berbeda, ada yang 11 ada yang 23 (plus witirnya). Tapi penulis secara pribadi belum pernah menjumpai ada "clash of civilization" hehe akibat perbedaan rkaat ini. Yah, semua memang ada dasarnya dan ini hanyalah masalah furu'iyyah. Itulah, oleh karena pengetahuan agama masyarakat yang cukup tinggi, tidak dijumpai "keributan yang tidak perlu diadakan".

Selain seribu masjid, Mesir juga negeri seribu kisah. Tiap jengkal tanah punya cerita kalau kata orang Mesir, bahkan urusan salat tarawih di berbagai Masjid, Mesir juga punya cerita....
  1. Jami' al-Azhar.(Ada perbedaan dalam penyebutan Jami' dan Masjid, kata senior, kata Jami' diperuntukkan bagi masjid yang ada tempat lapang bin kosong di tengahnya, konon dulu tempat khalifah atau Jenderal mengumpulkan pasukan Muslim makanya disebut Jami' , kalau Masjid ya...yang tidak ada lapangannya :D ) Secara pribadi, di sinilah penulis menjalankan tarawih pertama di Mesir. Dua puluh rakaat sahlat tarawih. Sangat lama. Tiap sepuluh raka'at disela dengan kuliah oleh imam tarawih atau da'i yang bertugas. Ketika itu pula ada pergantian imam tarawih. Maklum, dua puluh raka'at tarawih dengan bacaan yang lama pula. Salah satu keunikan tarawih di masjid ini adalah, digunakannya qiraat lain ketika membaca al-Quran. Jadi misalnya ketika membaca "Wa ad-Dhuhaa" dengan qira'at lain dibaca "Wa ad-Dhuhee". Tak masalah selama qira'at itu mu'tabarah, memenuhi syarat diterimanya sebuah qira'at, ada tiga (1) Sesuai dengan kaidah bahasa Arab (2) Sesuai dengan rasm Utsmani (3) Sanadnya mutawatir. (Apa-apaan itu? Bisa dilihat di buku Pengantar Studi al-Quran karya Manna' Khalil al-Qaththan, huehehehe). Ini dapat menjadi pengalaman baru dalam salat tarawih. Meskipun lamanya berjam-jam, tidak berarti pesertanya surut. Bahkan di bagian jama'ah putri kadang shafnya (sold out) alias gak muat lagi. Salah satu hal yang menarik di Mesir, banyak orang mempertimbangkan keindahan bacaan Sang Imam untuk memilih tempat salat tarawih.
  2. Masjid Husein. Secara geografis memang letaknya hanya di seberang jalan Masjid al-Azhar tapi keduanya seperti bertolak belakang dalam hal raka'at dan lamanya salat. Masjid Husein lumayan cepat. Selain hanya sebelas raka'at, bacaan imam tidak sampai satu Juz seperti rata-rata Masjid di Mesir. Satu hal yang menarik di sini. Setiap Ramadhan, Kementrian Wakaf (di Indonesia seperti DEPAG lah...) di Mesir mengadakan Multaqa Fikr Islamiy. Semacam seminar umum tentang Islam atau beberapa tema lainnya yang diisi oleh para ulama dan cendekiawan Mesir. Kadang Mufti Negara, Prof. DR. Ali Jum'ah, Menteri Wakaf Prof.DR. Hamdi Zaqzouq, atau ulama lain yang mengisi seminar umum ini. Jadi, rakyat Mesir tidak jauh terbiasa dengan yang namanya ulama'. Khusus bagi mahasiswa al-Azhar yang tinggal di asrama al-Azhar, bahkan disediakan jemputan khusus bagi yang berminat datang ke sini. Selain Multaqa Fikr Islami, Kementrian Wakaf juga membuka stan buku-buku, ensiklopedi, kitab tafsir dan kumpulan hasil muktamar Kementrian Wakaf. Dijual dengan harga yang cukup murah. Ensiklopedi Hadis, Fiqh, al-Quran dan Tafsir, Pemikiran Islam hanya dijual seharga 20-35 Le. Bahkan apabila beli satu set yang berisikan 7 buah ensiklopedi, dihargai sekitar 120 Le. (Sales ya Mas?) Pulang salat, bawa buku....
  3. Mosque of Light. Byuuh...namanya keren banget, ya itu bahasa Inggrisnya Masjid al-Nur di Abbasea SQ. Masjid ini seperti Masjid Istiqlalnya Mesir. Masjid ini memiliki perpustakaan kitab-kitab di basement-nya. Untuk salat tarawih, rata-rata imam membaca satu juz tiap malam. Masjid ini selalu ramai. Memang sepertinya tak ada yang istimewa. Hanya karena Masjid ini cukup luas jadi jam'ah bisa sedikit berlapang-lapang khususnya ketika mendengarkan kultum. Bahkan, ketika Imam duduk di kuris depan membacakan isi kitab, jama'ah asyik mendengarkan sambil menikmati air segar dan kurma yang disediakan. Bisa juga mendengarkan kultum sambil tiduran. Santai kan? Oh ya, kadang masjid ini juga didatangi ulama besar dan cendekiawan Mesir untuk membagi ilmunya.
  4. Masjid al-Salam. Terletak di 10th district, Nasr City, Cairo. Salah satu tempat favorit mahasiswa. Karena bacaan imam yang "enak didengarkan". Ya enak, ya lama. Begitulah Masjid al-Salam. Kata senior, salah satu Qari' terkenal di dunia, Yasir Salamah beberapa kali menjadi imam.
Karena terlalu panjang....bersambung aja ya di part 2

No comments:

Post a Comment