أهلا و سهلا

Selamat Datang | Dua puluh tahun aku menyelami dunia, itu sangat membantuku dalam memahami apa yang Tuhanku inginkan dariku untuk kukerjakan (al-Syafi`i) | Sama-sama berbuat, hanya yang tanpa ilmu lebih banyak MERUSAK-nya daripada membangun-nya (Hasan Bashri)| Mohon masukan...

Tuesday, August 6, 2013

Tarawih di Mesir (Kairo aja kali ya...) Part II

Oke masuk part 2....
  1. Masjid di daerah Gami'. (Apa namanya ya?) Ini adalah masjid yang sudah ter-Indonesiakan.Betapa tidak, masjid ini berada di pinggir jalan besar daerah Gami', 10th district, yang merupakan "pindahan dari NKRI". Jelas saja, banyak mahasiswa yang tinggal di sana, banyak restoran Indonesia, kantor konsuler KBRI juga ada di sana. Bahkan masjid ini pun sering diimami oleh mahasiswa Indonesia. Selain cepat, yang membuat masjid ini lebih Indonesia adalah jama'ah tarawih yang cukup banyak diisi orang Indonesia. Bahkan kata seorang teman," Wah, kayak di Indonesia lah, banyak orang Indonesia, tuh liat aja banyak mahasiswi pulang tarawih bawa rukuh, peris kayak di Indonesia".
  2. Masjid Bilal. Sebenarnya masjid ini tidak terlalu besar. Tapi kata temen-temen mahasiswa,"Syeh Ridho sering ngimami di sini". "Bacaan imamnya enak". Maka begitulah masjid di daerah Makrom Abied ini menjadi cukup terkenal.
  3. Masjid Ufo. Sebenarnya masjid ini bernama Masjid al-Rahmah. Dasar orang Indonesia, karena memang bentuk mirip UFO, jadilah Masjid UFO. Salat tarawih di sini dikenal cukup cepat. Sama seperti masjid di dekatnya yaitu...
  4. Masjid SIC (Sekolah Indonesia Cairo). Kalau masjid di poin ke-5 itu ter-Indonesiakan, Masjid SIC memang benar-benar masjid Indonesia. Dikelola oleh KBRI Kairo, dan jama'ahnya pun orang Indonesia. (Mana ada orang Mesir mau dengar kultum atau khutbah Jumat Bahasa Indoensia? Kecuali orang Mesir yang belajar bahas Indonesia di Pusat Kajian Indonesia.) Jama'ah masjid kecil ini kebanyakan adalah keluarga KBRI mulai dari Pak Dubes sampi Local Staff. Penceramah pun diambil dari mahasiswa Indonesia. Biasanya, KBRI menyediakan jemputan bagi mahasiswa Indonesia yang tinggal di Nasr City agar menambah Indonesia..eh maaf, menambah ramai jama'ah tarawih, karena masjid ini jauh dari tempat tinggal mahasiswa. Masjid ini terletak di daerah Dokki yang cukup dekat dengan KBRI (setidaknya lebih dekat dari 10th district). Yang paling asyik, setiap habis tarawih ada bakso, pempek, atau jaburan buat jam'ah bi balaasy alias free bin gratis...alhamdulillah....:P huehehehe (tapi jujur, seumur hidup kayaknya penulis paling banyak baru dua kali salat di sini lho...jadi kalau hanya demi bakso dan pempek masak harus jauh-jauh ke Dokki? huehueheuhue)
  5. Lhaa...ini, masjid yang berada di daerah sekitar rumah penulis di daerah Abbasea SQ, Ahmad Saeed Street. Tak elok rasanya menamakan masjid ini dengan Masjid Pizza walau memang masjid kecil ini bersebelahan dengan penjual Pizza Arab yang namanya Pizza Mama Mia. Tapi nama masjid ini apa ya? Sudah, sebut saja Masjid Jalan Ahmad Saeed. Tidak ada yang istimewa sebenarnya. Hanya bagi mereka yang suka "lebih cepat lebih baik" atau sedang lelah tapi tetap ingin mengambil keutamaan tarawih, masjid ini bisa jadi alternatif. Demi Allah, seumur hidup penulis sepertinya kok belum pernah salat tarawih dengan kecepatan seperti ini. Berangkat dari rumah ketika masjid lain masih adzan, hanya pergi ke jalan besar dengan sedikit lari, sudah masbuq salat Isya'-nya. 11 rakaat dengan 3 witir. Huff, entah berapa RPM (raka'at per menit) kalau pinjam istilah seorang Ustadz penceramah di ar-Royyan. Ketika membaca Surah Thaha misalnya. Hanya tiga ayat per rakaat (silahkan dibuka surah Thaha), membacanya pun tidak pelan-pelan, bahkan cepat. Sebenarnya masjid ini kecil, hanya jama'ah selalu membludak sampai ke jalan raya. Ya, husndzan saja dengan orang-orang. Mereka tetap terlihat khusyu menjalankan salat. Meskipun dengan aroma Karbon Monoksida dari knalpot bis dan mobil, tikar yang hangat karena aspal dan suara greeng..greeng...(khusyu' bukan urusan sesama manusia, itu adalah urusan manusia dengan Allah Swt.)
  6. Sebagai gong penutup, satu masjid yang tak boleh ketinggalan. Masjid pertama yang dibangun di Afrika, dibangun oleh sahabat Amr bin Ash RA. di Kota Fusthath (sekarang udah gabung dengan Kairo yang makin meluas hehe). Jami' Amr Ibn al-Ash. Akses ke masjid ini bisa ditempuh dengan metro turun di Mar Girgis. Sebuah Gereja Koptik Besar. Jalan 100 m sampailah di Jami; Amr Ibn al-Ash. Silahkan cari tahu siapa Syeh Jibril. Beliaulah yang menjadi imam, khususnya di tanggal 27 Ramadhan. Salat di tanggal ini, jangan harap dapat tempat di dalam masjid apabila berangkat menjelang asar. Usahakan salat dzuhur di sini apabila memang niatnya salat tarawih saking penuh dan larisnya. Kata orang, bacaan Syeh Jibril itu indah dan lama. Inilah yang membuat orang-orang berbondong datang ke sini khususnya 27 Ramadhan. Paling lama adalah rakaat terakhir salat witir. (Oh ya, di Mesir banyak juga yang melaksanakan salat witir 2 rakaat salam kemudian 1 rakaat salam). Banyak orang yang menangis di sini. Kalau kita harus husnudzan, suasana yang begitu khidmatlah yang membuat air mata keluar.....tak banyak kata lanjutan, hanya harapan agar Ramadhan kali ini diberi kesempatan untuk salat di Masjid ini, dan selanjutnya...di masjid paling mulia AMIN...

No comments:

Post a Comment