أهلا و سهلا

Selamat Datang | Dua puluh tahun aku menyelami dunia, itu sangat membantuku dalam memahami apa yang Tuhanku inginkan dariku untuk kukerjakan (al-Syafi`i) | Sama-sama berbuat, hanya yang tanpa ilmu lebih banyak MERUSAK-nya daripada membangun-nya (Hasan Bashri)| Mohon masukan...

Tuesday, August 6, 2013

Untuk Sahabat yang Kuat Hatinya

Salah satu outlet di Cihampelas Walk, Bandung mungkin jadi saksi bisu pertemuan terakhir kita. Aku bangga pernah ditatap oleh sebuah tatapan yang memancarkan kekuatan itu dan tak kusangka tatapan itu adalah yang terakhir kalinya. Sekali lagi aku bangga memiliki seorang contoh hidup, untuk sebuah implementasi ajaran agama agar selalu kuat menanggung cobaan hidup. Seperti pohon kelapa yang tidak rubuh ketika diterpa angin pantai. Bahkan selalu memberi manfaat. Yuniar Gitta (t-nya dua) Pratama...(Seperti itu dia pernah menulisnya) Allahummaghfir lahu warhamhu...

Kami sekelas seolah pernah bersepakat bahwa dia adalah orang yang 'lemah'. Sebuah kesalahan besar karena kami hanya melihat sekilas dari penampilan fisiknya. Ternyata semua anggapan itu salah 100 %. Dia jauh lebih kuat jiwanya dari yang kami bayangkan. Bahkan mungkin dialah yang terkuat di antara kami. Ketika dunia seolah memojokkan seorang manusia. Bagi mereka yang lemah, akan terus merasa terpojok sampai menjadi 'yang berjiwa terpojok'. Tumpahnya air mata hanyalah satu-satunya benteng pertahanan dari setiap tekanan itu. Tapi, Demi Allah ! Tidak pernah terlihat Yuniar Gitta Pratama yang (dianggap) lemah, mengucurkan air mata. Kalau mata hati yang melihatnya ketika itu, niscaya akan melihat sosok jiwa yang sedang merencanakan bagaimana mengekspresikan kekuatan yang dia miliki. Salut kawan. Allahummaghfir lahu warhamhu...

Tahun terakhir kita satu absen, di tahun itulah segala rencana yang kau buat sebelumnya dilaksanakan. Mungkin bagi kami sedikit aneh melihat seseorang yang (dianggap) lemah pertama kali unjuk kekuatan. Jadi teringat, seharusnya siswa tahun akhir Tsanawiyah belajar formal mempersiapkan ujian kahir agar bisa 'ganti celana' di tahun ajaran berikutnya. Mungkin menurutmu itu sudah 'beres'. Jadi, tak ada salahnya membaca buku2 pemrograman komputer, bikin virus, dan lainnya. Gitu ya Gitta? Allahummaghfir lahu warhamhu...

Mungkin kau bisa lulus dengan bangga karena semua kerja kerasmu berbuah manis ketika (benar-benar) akhir tahun di Mu'allimin. Aku turut bangga ada teman yang bisa melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Aku bangga karena ada seorang kawan yang akan menjadi "orang yang akan menyelamatkan dunia... HENSHIN...!!!" (Copas dari fesbuk-mu ya bro?) Allahummaghfir lahu warhamhu...

Tapi kehilangan tetap memiliki konsekuensi kesedihan. Selain kesedihan formal seperti kebanyakan orang ketika didahului oleh seorang sahabatnya. Ada satu kesedihan yang aku..bukan...kami rasakan bersama. Bahkan andai saja kenal baik denganmu, bangsa ini akan lebih menangis karena kehilangan salah satu putra terbaiknya yang akan ikut memegang kendali layar kapal Indonesia di samudera dunia.

Akhirnya, kami hanya bisa mendoakan agar engkau mendapat tempat terindah di sisi-Nya tanpa harus melihat tempat terburuk itu. Kami berjanji tak akan meratap karena kami tahu bahwa kita akan berjumpa lagi. Semoga kita bisa meminum arak dan madu dari piala-piala yang sudah ditandai nama kita. Mengobrol santai di atas dipan-dipan yang dari bawahnya mengalir sungai-sungai. Kami berjanji tak akan meratap karena kami tahu bahwa itu sama saja tidak menghargai kekuatan hati yang kau miliki, juga impian besar bersama untuk meletakkan bangsa kembali pada trek khalifah di muka bumi. Maafkan kami kawan...Allahummaghfir lahu warhamhu...

Satu kata-katamu yang masih terngiang di telinga. Ketika itu kelas 3 D Tsanawi. Kata-kata yang keluar dari orang yang puas akan hasil kerjanya. "Padahal aku pas SD nggak pernah ranking atau masuk 10 besar lho!"

Sesungguhnya Allah mencabut ilmu dengan mencabut mereka yang berilmu...

No comments:

Post a Comment